Seirama tangisan awan melantun.
Dengan ujung jemari ini, ku coretkan semua kata indah kala remuk menjadi pemisah ..
Tanpa tinta, ku curahkan semua keluh kesah berhiaskan embun di antara kaca jendela,
berayun di jemari pepohonan, berlari menepis butiran kesenangan.. bersamamu..
Tapi semua terasa begitu jauh..
Begitu dalam terperosok, hingga tak dapat aku menggapainya,
begitu sulit untuk ku dekap..hingga aku lengah dan kehilangan semuanya
Kamu tau ?
Terkadang aku ingin menjadi mereka
Tetesan air hujan yang turun bebas tanpa takut terhempas
Menjadi seperti mereka yang terpisah dan berpelukan di satu alur cerita yang sama..
Tapi kering ini memaku sudah
Ruang yang dulu terisi sesak dan bersemi, terhapus sudah..
Merahnya hati telah memudar dan membatu
Pergi dan tertawalah dengan jiwa yang lain!
Karena saat ini hingga nanti, tak akan ada lagi pelangiku di atas hujanmu
Karena suatu saat nanti, tak akan ada lagi hati di jendela kusamku untukmu
dan rintik hujan yang tersisa,
meninggalkan lebam di antara tiga buah bintang yang berbaris di langit sana.
meninggalkan lebam di antara tiga buah bintang yang berbaris di langit sana.