Ahok mengatakan
sebenarnya diam-diam Pemprov DKI telah melakukan survey ke seluruh RW, RT dan
kelurahan mengenai pemicu terjadinya tindakan kriminalitas di Jakarta.
\"Kami
harapkan tiap-tiap RW mengetahui permasalahannya seperti apa. Sehingga potensi
konflik dapat dicegah," kata Ahok di SMPN 120 Kamal Muara, Jakarta Utara,
Sabtu (13/4).
Berdasarkan
pengamatannya secara pribadi, Ahok melihat tingkat ekonomi masyarakat yang
rendah menjadi salah satu permasalahan yang ada di Jakarta, sehingga rawan
terjadi tindak kejahatan.
"Coba
saja, kalau tingkat ekonominya tinggi, pasti tidak ada kejahatan," ujarnya. -beritasatu.com
Tidak
ada keraguan bahwa ekonomi yang kuat mendorong tingkat kejahatan rendah, karena
berbagai alasan. Sementara banyak ahli tidak bisa langsung atribut penurunan
dalam kejahatan kekerasan pencegahanengan peningkatan kekuatan
ekonomi terlihat pada tahun 1990-an, mereka atribut ke dana negara tambahan
untuk departemen kepolisian dan langkah-langkah kejahatan. Penurunan
kejahatan properti, khususnya pencurian, langsung relasional untuk peningkatan
kesejahteraan ekonomi Indikasi penelitian ini menunjukkan bahwa
ketika warga negara memiliki sumber daya untuk menyediakan kebutuhan mereka
cenderung beralih ke kejahatan sebagai cara.
menyediakan bagi mereka dan
keluarga mereka, dan orang-orang yang lebih mungkin untuk melakukan kejahatan
kekerasan sering terhambat atau terjebak dalam bertindak melalui intervensi
meningkat oleh penegak hukum dimungkinkan oleh sumber daya keuangan yang
memadai.
Selama
ini banyak pemikiran yang menghubungkan perekonomian dengan faktor ekonomi.
Tapi sedikit yang mau memikirkan hubungan perekonomian dengan faktor non
ekonomi seperti kriminalitas ini. Bagaimanapun indahnya faktor perekonomian
jika tidak didukung oleh faktor non ekonomi tentulah dunia usaha tidak akan
berkembang. Dan perekonomian pun menjadi suram. Sadar atau tidak selama ini
Pemerintah atau warga kurang mau memperhatikan pembangunan sektor keamanan di
tengah kehidupan. Selama ini faktor keamanan dan pertahanan selalu dikaitkan
dengan upaya untuk mempertahankan keutuhan negara dari gangguan luar negeri.
Tidak pada kepentingannya perusahaannya mulai terancam dan ikut
memperlemah niatnya untuk membuka atau memperluas kegiatan usahanya.
Kecurigaannya terhadap keamanan pun muncul. Dan bagi pengusaha yang memiliki
modal kuat mulai berpikir mengalihkan usahanya ke luar negeri yang keamanannya
lebih terjamin. Kecurigaan ini juga muncul pada pengusaha domestik. Pemerintah
tentu tidak bisa menahannya dan keadaan ini akan memperburuk perekonomian dalam
negeri.
Kriminalitas,
Rendahnya Tingkat Upah, dan Pengangguran
Sebuah studi terbaru
memberikan beberapa bukti terbaik untuk menegaskan bahwa upah rendah (low wages) dan pengangguran (unemployment) membuat
orang yang kurang berpendidikan lebih cenderung beralih ke kejahatan. Para
peneliti telah memeriksa tingkat kejahatan nasional antara 1979 dan 1997 dan
menemukan adanya peningkatan kejahatan selama periode kejatuhan tingkat upah
dan meningkatnya pengangguran di antara orang-orang tanpa pendidikan perguruan
tinggi.
Sementara politisi
fokus untuk memerangi kejahatan, studi ini menunjukkan bahwa dampak pasar
tenaga kerja tidak boleh diabaikan, kata Bruce Weinberg, salah satu penulis
dalam studi ini sekaligus profesor ekonomi di Ohio State University. “Pejabat
publik dapat menempatkan polisi lebih banyak, menerapkan undang-undang dengan
hukuman yang lebih keras, dan mengambil langkah lain untuk mengurangi
kejahatan, tetapi ada batas untuk seberapa banyak yang bisa dilakukan,”
katanya. “Kami menemukan bahwa pasar tenaga kerja yang buruk memiliki dampak
yang mendalam pada tingkat kejahatan.” Weinberg melakukan penelitian dengan
Eric Gould dari Hebrew University dan David Mustard dari University of Georgia.
Hasilnya muncul dalam edisi terbaru The Review of
Economics and Statistics.
Dari tahun
1979 sampai 1997 statistik federal menunjukkan bahwa penyesuaian inflasi upah
laki-laki tanpa pendidikan tinggi turun sebesar 20 persen. Meskipun menurun
setelah tahun 1993, tingkat kejahatan terhadap harta benda (property) dan kekerasan (disesuaikan dengan perubahan
demografi negara) meningkat sebesar 21 persen dan 35 persen selama periode itu.
Weinberg mengatakan temuan terkuat di studi baru ini adalah hubungan antara
kejatuhan upah dan kejahatan properti seperti pencurian (burglary). Namun, studi ini juga menemukan hubungan antara
upah dan beberapa kejahatan dengan kekerasan – seperti penyerangan dan
perampokan – di mana uang sering motif. Hubungan terlemah terjadi dengan
pembunuhan dan pemerkosaan – dua kejahatan di mana keuntungan keuangan (monetary gains) biasanya tidak menjadi motif aksi. “Fakta bahwa
pembunuhan dan pemerkosaan tidak memiliki banyak koneksi dengan upah dan
pengangguran menyediakan bukti yang baik bahwa banyak penjahat termotivasi oleh
kondisi ekonomi yang miskin untuk berubah menjadi kejahatan,” kata Weinberg.
Teori di balik
mengapa peningkatan kejahatan terjadi setelah upah jatuh adalah sederhana,
katanya. “Penurunan upah meningkatkan hasil relatif (relative payoff) dari kegiatan kriminal. Ini tampak jelas bahwa
kondisi ekonomi pasti memiliki dampak pada kejahatan. Beberapa studi secara
sistematis telah mempelajari masalah ini.” Tingkat kejahatan nasional meningkat
dari 1979 ke 1992, ketika upah bagi orang yang kurang terampil berjatuhan.
Kejahatan menurun dari 1993 ke 1997. Turunnya kejahatan berhubungan dengan
pemerataan dan sedikit peningkatan upah pekerja yang tidak terampil di seluruh
negara di masa itu, kata Weinberg.
Weinberg dan
rekan-rekannya melakukan beberapa analisis untuk menguji hubungan antara upah,
pengangguran dan kejahatan antara tahun 1979 dan 1997 untuk orang tanpa
pendidikan perguruan tinggi. Dalam satu analisis, mereka melihat tingkat
kejahatan di 705 counties (kabupaten)
di seluruh negeri – semua kabupaten dengan populasi lebih besar dari 25.000 –
dan membandingkannya dengan upah negara dan tingkat pengangguran. Analisis
kedua difokuskan pada statistik dari 198 wilayah metropolitan seperti yang
didefinisikan oleh Sensus Amerika Serikat. Para peneliti mengambil
faktor-faktor seperti tingkat penangkapan (arrest rates) dan
jumlah polisi yang mungkin juga mempengaruhi tingkat kriminalitas.
0 komentar:
Posting Komentar