Pertumbuhan penduduk di Indonesia

|

 

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Kepadatan penduduk merupakan salah satu masalah yang selalu di hadapkan oleh pemerintah di Indonesia, ada banyak faktor terjadinya kepadatan penduduk yang tidak terkontrol salah satunya adalah tidak sadarnya pemerintah dan warga Negara Indonesia bahwa pertumbuhan penduduk yang semakin banyak harus di imbangi dengan fasilitas sosial, ekonomi, kesehatan, lahan dan lain-lain.
Hal ini dapat menyababkan terjadinya bencana karena setiap orang membutuhkan makan, lapangan pekerjaan, tempat tinggal, dan hidup yang layak, sementara apa yang dibutuhkan nya tadi sangat terbatas.
Pada awal pembangunan suatu masyarakat masih menunjukan angka pertumbuhan penduduk yang rendah, karena angka kelahiran dan kematian yang tinggi. Banyak bayi yang lahir, tetapi juga banyak orang yang meninggal karena berbagai sebab. Ketika teknologi kedokteran dan fasilitas kesehatan meningkat, angka kematian pun turun dengan cepat. Kalau turunnya angka kematian ini tidak disertai dengan penurunan angka kelahiran, terjadilah ”peledakan penduduk”.
Kondisi ini diperparah dengan stigma di masyarakat bahwa banyak anak, banyak rezeki.“Anak itu rejeki, itu betul. Tapi di satu sisi lain, anak itu juga amanah, tanggung jawab. Jadi kalau kita tidak bisa mendidik dengan baik, itu suatu kesalahan besar bagi orang tua,”
Jadi jumlah yang lahir jauh lebih banyak dari yang meninggal. Akibatnya, angka pertumbuhan penduduk meningkat dengan cepat. Peledakan penduduk ini dapat mengacaukan pembangunan ekonomi dan mengganggu kesejahteraan keluarga. Pendapatan masih rendah, sementara banyak anak yang harus diurus. Kualitas anak tidak terjamin sehingga sulit keluar dari perangkap kemiskinan.
Dengan demikian, dalam kurun sepuluh tahun terakhir jumlah anak bangsa bertambah sekitar 35 juta orang. Jika pertumbuhan penduduk itu gagal dikendalikan, pada 2100 bukan tak mungkin jumlah orang yang mendiami negeri kita tercinta ini mencapai satu miliar!!! Yang lebih mengerikan lagi, 60% penduduk kita berada di Pulau Jawa yang luasnya hanya 10% dari total luas Indonesia.
Akibat dari pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol adalah terjadinya kemiskinan yang merajalela. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak memiliki pendidikan yang cukup dan tidak adanya lapangan pekerjaan yang memadai. Selain itu, naiknya angka kemiskinan dapat menyebabkan naiknya pula angka kriminalitas, karena bagi seseorang yang kurang mampu melakukan tindakan kriminal adalah sebuah cara cepat untuk mendapatkan uang.
Salah satu solusi dari peningkatan angka pertumbuhan penduduk adalah program pemerintah yaitu program keluarga berencana ( KB ). Tetapi dalam penerapanya masih kurang sempurna, jadi tak ada cara lain, pemerintah harus merevitalisasi program Keluarga Berencana yang kini masih sayup-sayup. Revitalisasi mesti dibarengi pembuatan desain kependudukan, juga political will yang jelas dari para pemimpin tertinggi di negeri tercinta ini.
Selain keluarga berencana ( KB ), ada beberapa solusi lain diantaranya adalah transmigrasi. Luas daratan wilayah Indonesia 1.904.345 km persegi yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil. Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan Nusantara.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional masih terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.


A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu : 
a.Kelahiran (natalitas) 
b.Kematian (mortalitas) 
c.Migrasi  (perpindahan) 

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian. 

Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut: 

a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
1.Kawin usia muda
2.Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3.Anakmenjadiharapanbagiorangtuasebagaipencarinafkah
4.Anak merupakan penentu status sosial
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) 
antara lain
1.Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
2.Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir


0 komentar:

Posting Komentar